Jawa Barat Tergolong Dalam Antikorupsi Di Sekolah – Sekolah

Jawa Barat Tergolong Dalam Antikorupsi Di Sekolah – Sekolah

 

Jawa Barat Tergolong Dalam Antikorupsi Di Sekolah - Sekolah

Dari laman resmi Disdik Jabar, Direktur Jenjang Pendidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Aida Ratna Zulaiha menyampaikan jika Jabar dapat disebut sebagai leading dalam implementasi pendidikan antikorupsi.

Alasan Jabar Juara Implementasi Pendidikan Antikorupsi

Dijelaskan Aida, ada tiga faktor yang menjadikan Jabar juara dibandingkan provinsi lainnya. Faktor tersebut meliputi pembuatan regulasi pendidikan antikorupsi gadunslot88 , penyuluhan antikorupsi, dan penguatan integritas.

Berikut faktor yang membuat Jabar juara:

1. Jabar menjadi provinsi pertama yang bergerak kencang membikin aturan pengajaran antikorupsi. Jabar telah mempunyai aturan ini lebih permulaan. Nantinya seluruh kabupaten/kota diharuskan punya aturan yang sama.

2. Penyuluh Antikorupsi (Paksi) Jabar yang senantiasa aktif mengerjakan program atau aktivitas-aktivitas. Ini ialah salah satu pemicu implementasi pengajaran antikorupsi di Jabar berkembang.

3. Perhatian pada penguatan integritas para kepala sekolah di kawasan Jabar melewati aktivitas atau program berkaitan implementasi pengajaran antikorupsi.

Dalam kans ini pula, Aida menyokong segala satuan pengajaran supaya gigih melaporkan program pengajaran antikorupsi yang dilaksanakan. KPK membutuhkan data laporan berkaitan aktivitas pengajaran antikorupsi.

“Kami sangat tahu di Jabar sudah melakukan pendidikan antikorupsi melalui insersi mata pelajaran PKN. Kita ingin menangkap informasi itu. Karena, walau sudah dilakukan, KPK belum mendapatkan laporannya secara detail,” terangnya.

Baca Juga : Cara Mendaftar PIP Kemendikbud

Tanggapan Kadisdik Jawa Barat

Walaupun Jabar telah diucapkan sebagai yang paling depan soal urusan implementasi pendidikan antikorupsi, tapi konsisten dijalankan dukungan dan dorongan agar semua satuan pendidikan dapat membuat laporan secara terperinci.

Kadisdik Jabar, Dedi Supandi malahan akan langsung mendorong kantor cabang dinas pendidikan kawasan untuk melakukan pendataan dan mendorong semua satuan pendidikan agar mengisi laporan aktivitas.

Kadisdik Jabar menambahkan, implementasi pendidikan antikorupsi di Jabar berkolaborasi dengan beraneka pihak, salah satunya dengan Kejaksaan Tinggi Jabar. Ia juga memperkenalkan terima beri terhadap semua pihak yang terlibat.

“Selain ide awalnya dengan KPK, di tengah jalan setelah kurikulum pendidikan antikorupsi hadir, Pak Kejati pun ikut andil memberikan praktik-praktik baik,” pungkas Dedi.

Hal Positif Dalam Bermedia Sosial Bagi Pelajar 

Hal Positif Dalam Bermedia Sosial Bagi Pelajar 

Hal Positif Dalam Bermedia Sosial Bagi Pelajar – Di era digital seperti sekarang ini, media sosial secara berjenjang sudah menduduki posisi yang cukup krusial dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, termasuk pelajar dan mahasiswa.

Padahal acap kali kali menjadi topik pembicaraan yang menarik karena banyak juga efek negatif yang ditimbulkan, media sosial kongkritnya tetap mampu memberikan banyak dampak yang positif pula.

Terlebih bagi pelajar dan mahasiswa sebagai pengguna media sosial terbanyak.

Baca juga Tingkat Pendidikan Adalah Tahapan Belajar Bagi Peserta Didik

Manfaat dan fungsi penting media sosial bagi pelajar dan mahasiswa:

1. Sebagai Media Pelajaran

Tidak cuma di sekolah, menuntut ilmu pada dasarnya bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Keberadaan media sosial membuat kalian sebagai pelajar dan mahasiswa menemukan banyak pengetahuan dan ide baru yang semakin menambah wawasan kalian. kalian bisa memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi atau bertukar pikiran dengan teman sesama pelajar atau mahasiswa lainnya. Kecuali itu, media sosial mewadahi bermacam konten inovatif yang bisa memberikan kiat, trik, pedoman, materi, hingga tutorial yang tentunya sungguh-sungguh berguna.

2. Mengekspresikan Diri / Personal Branding

Media sosial memberikan kebebasan bagi tiap pengguna untuk membagikan konten sesuai minat dan minat mereka dengan tetap menaati undang-undang. Kebebasan hal yang demikian, yakni peluang bagi kalian untuk unjuk gigi tanpa merasa dituntaskan. kalian bisa membagikan karya buatan sendiri, seperti foto, lukisan, video, artikel, dan konten-konten lainnya memang merepresentasikan diri kalian. Konten-konten yang dibagikan bisa kalian jadikan sebagai salah satu personal branding yang akan sungguh-sungguh mendorong perjalanan karir kalian di masa depan dan sosok seperti apa kalian akan dikenal. Seluruh hal yang demikian karena, belakangan ini, semakin banyak perusahaan yang mewujudkan akun media sosial calon pegawainya sebagai salah satu bahan pengukuran dalam pengerjaan seleksi.

3. Terhubung ke Lewat Dunia

Media sosial yakni platform tanpa batasan jarak sehingga pelajar dan mahasiswa bisa terhubung dengan siapa malahan di dunia. kalian media sosial, kalian juga bisa belajar perihal banyak hal menarik dari semua penjuru dunia, mengetahui bermacam kebiasaan, bahasa, gaya hidup, dan sebagainya.nSelain itu, peluang lebar juga terbuka bagi kalian untuk memeroleh bermacam pengetahuan baru dari acara-acara berskala internasional yang dibagikan lewat media sosial. kalian tidak perlu repot berkunjung secara segera ke tempat-tempat yang kalian mau datangi. Cukup lewat sentuhan layar telepon trampil, kalian sudah bisa terhubung dan merasakan sensasi berinteraksi dengan penduduk di semua dunia.

4. Terlebih bermacam Insight

Pernahkah kalian merasa tidak menemukan ide, kehilangan semangat, dan perasaan lainnya yang mengganggu pikiranmu? Media sosial memberikan kemudahan tersendiri bagi kalian dalam mengakses bermacam konten yang diinginkan mampu memecahkan persoalan yang mengganggu hal yang demikian. kalian lagi, konten di media sosial bisa diakses dengan sungguh-sungguh mudah. kalian tinggal mengikuti sebagian akun atau tokoh yang rutin membagikan konten-konten sesuai kebutuhanmu. Kemudahan ini yakni peluang yang besar bagi kalian untuk menerima insprasi, semangat, insight, dan sebagainya yang mungkin kalian perlukan.

5. Menjadi Sarana Riset dan Penelitian

Konten di media sosial bisa digunakan sebagai data riset atau penelitian. kalian diperlukan, kalian bisa mengumpulkan data berupa cuitan di Twitter, menjalankan polling dan survei simpel di Instagram, atau menganalisis konten tertentu sesuai keperluan. kalian juga bisa bergabung dengan grup terkait riset yang kalian lakukan di Facebook. Tidak cuma itu, kalian bisa dengan mudah menemukan material riset yang banyak tersedia di sosial media. Tidak jarang, pengguna lain juga men-upload data hasil riset atau tren terkait bermacam topik.

6. Terlebih Perihal Pengajaran Dikala dan Karir

Sebagai pelajar maupun mahasiswa, kalian pasti memerlukan berbgai kabar demi mendorong pendidikan sekalian karir kalian di masa depan, bukan? Nah, media sosial mampu mengakomodasi keperluan kalian hal yang demikian. ini, terdapat banyak akun yang menyediakan bermacam kabar perihal pendidikan dan karir, seperti seleksi masuk perguruan tinggi, beasiswa, magang, hingga kiat perihal pendidikan lainnya.

Cara Mendaftar PIP Kemendikbud

Cara Mendaftar PIP Kemendikbud

Cara Mendaftar PIP Kemendikbud

PIP Kemdikbud besarannya mulai dari Rp 450 ribu sampai Rp 1 juta.

PIP Kemdikbud yaitu bantuan berupa uang tunai, perluasan jalan masuk, dan peluang belajar dari pemerintah yang diberikan terhadap peserta didik dan mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin atau rentan miskin untuk membiayai pendidikan. Untuk PIP siswa SD-SMA sering kali disebut PIP Dikdasmen.

Seperti dikabarkan dari website PIP, Selasa (30/8/2022), siswa yang berkeinginan mendapatkannya seharusnya teregistrasi dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial (DTKS Kemensos) terutama dulu.

Baca Juga Tingkat Pendidikan Adalah Tahapan Belajar Bagi Peserta Didik

 Apabila belum teregistrasi, siswa dapat mengajukannya dengan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) atau mengaplikasikan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).

Prasyarat Penerima PIP Kemdikbud bagi Siswa SD-SMA

Siswa usia 6 sampai 21 tahun yang menjadi prioritas untuk mendapatkan PIP Kemdikbud ini yaitu siswa pemegang Kartu Indonesia Pandai (KIP) yang diperoleh dari hasil pemadanan terkini data yang terdapat di Dapodik dengan DTKS Kemensos.

PIP Kemdikbud juga diperuntukkan bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin/ rentan miskin dan/atau dengan pertimbangan khusus, sebagai berikut:

  • Peserta Didik dari keluarga peserta Program Keluarga Keinginan
  • Peserta Didik dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera
  • Peserta Didik yang berstatus yatim piatu/yatim/piatu dari sekolah/panti sosial/panti asuhan
  • Peserta Didik yang terkena pengaruh bencana alam
  • Peserta Didik yang tidak mencari ilmu (drop out) yang diharapkan kembali mencari ilmu, atau
  • Peserta Didik yang mengalami kelainan fisik (disabilitas), korban bencana, dari orang tua yang mengalami pemutusan hubungan kerja, di daerah konflik, dari keluarga terpidana, berada di Institusi Pemasyarakatan, memiliki lebih dari 3 (tiga) saudara yang tinggal serumah.

Cara Daftar PIP Kemdikbud tanpa KIP dan KKS

Apabila tidak memiliki KIP dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), siswa masih tetap berkesempatan menjadi penerima PIP Kemdikbud 2022. Berikut caranya:

1. Apabila tidak punya KIP, mendaftar dengan mengaplikasikan KKS (Kartu Keluarga Sejahtera) dengan ajukan ke institusi pendidikan.

2. Apabila siswa tidak memiliki KKS, orang tua siswa seharusnya minta SKTM atau Surat Keterangan Tidak Mampu dari RT, RW, kelurahan, atau desa.

3. Ajukan KKS milik orang tua siswa atau peserta didik untuk verifikasi data.

Supaya teregistrasi sebagai penerima PIP, data nama peserta didik, seperti NIK, nama, daerah lahir, tanggal lahir, dan jenis kelamin juga seharusnya benar. Demikian juga dengan data NIK dan nama ayah, ibu, atau wali, serta data spasial daerah tinggal peserta didik.

Apabila NIK dan data siswa lainnya tidak cocok dengan data di Dapodik dan Dukcapil, lakukan perbaikan data supaya lancar mendaftar dan mendapatkan PIP melewati website https://nisn.data/kemdikbud.go.id.

Kemudian isi Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dan nama ibu kandung cocok data Dapodik, lalu klik kotak m not a robot, klik Cari Data. Lalu, lengkapi formulir verifikasi seperti isian Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN), nama peserta didik, dan NIK.

Cara Cek Penerima PIP Kemdikbud

Siswa dapat mengecek status penerima PIP kemdikbud melewati website pip.kemdikbud.go.id. Berikut sistem selengkapnya:

1. Buka website pip.kemdikbud.go.id.

2. Pada menu Beranda PIP Kemdikbud, akan menonjol fasilitas Cari Penerima PIP saat menggeser kursor ke bawah.

3. Masukkan NISN, tanggal lahir, serta nama ibu kandung.

4. Klik Cari

Sesudah itu, nama siswa penerima PIP Kemdikbud akan segera timbul pada website hasil pencarian. Apabila tidak ada maka yang bersangkutan belum mendapatkan bantuan tersebut.

5 Kasus Bullying Di Sekolah

5 Kasus Bullying Di Sekolah

5 Kasus Bullying Di Sekolah

 

 

Jakarta – Belum lama ini jagat dunia maya kembali dihebohkan dengan viralnya video bullying atau perundungan yang terjadi di salah satu sekolah di Indonesia.

Seperti yang kita tahu, ini bukan pertama kalinya bullying  dan tindak kekerasan terjadi di sekolah.

Bahkan sudah banyak kasus bullying yang akhirnya membuat para korban ini rela menghabiskan nyawa mereka sendiri.

Sebagai pengingat agar kasus bullying enggak terulang lagi, kita bisa melihat beberapa kasus bullying yang paling menyedihkan di bawah ini!

Siswi SMP Muhammadiyah Dibully 3 Temannya

Belum lama ini jagat dunia maya kembali dihebohkan dengan viralnya sebuah video yang memperlihatkan aksi tiga siswa SMP yang mem-bully seorang siswa berhijab di dalam kelas.

Dalam video kasus bully yang terjadi di salah satu SMP Muhammadiyah Butuh, Purworejo itu memperlihatkan kalau ketiga siswa menganiaya teman ceweknya dengan cara memukul dan menendang.

Menyedihkannya, mereka juga melayangkan pukulan menggunakan gagang sapu ijuk.

Tapi sang korban hanya bisa diam dan menangis.

Siswa SMPN 16 Malang Diamputasi Akibat Bullying

 

Tindak perundungan juga harus dialami oleh MS yang juga siswa SMPN  16 Kota Malang.

Dilansir dari Kompas.com, MS dianiaya dengan cara diangkat beramai-ramai oleh temannya dan kemudian tubung MS dibanting ke lantai.

Enggak hanya itu, tanpa rasa bersalah teman-temannya juga menduduki tangan MS hingga jari tengahnya enggak berfungsi lagi dan membuatnya harus menjalani operasi amputasi.

7 orang siswa yang diduga sebagai pelaku bullying itu mengaku kalau perlakuan mereka kepada MS hanyalah bercanda.

Bullying Tewaskan Siswi SMPN 147 Jakarta

 

Pada 14 Januari 2020 lalu, seorang siswi SMPN 147 Jakarta berinisial SN meninggal dunia setelah melompat dari lantai 4 gedung sekolahnya.

Sebelum meninggal, SN sempat dilarikan dan dirawat di ICU RS Polri Kramat Jati selama dua hari.

Diketahui SN adalah sosok yang kurang berbaur dan kerap kali tidur di dalam kelas.

Enggak hanya itu, dia juga sering merasa kesepian dan enggak memiliki banyak teman dekat.

Hingga pada akhirnya sebelum melompat SN mengirim pesan singkat berupa salam perpisahan kepada teman-temannya.

Kasus Bullying Siswa SMP Pekanbaru

 

Pada 5 November 2019 lalu, siswa salah satu SMP di Pekanbaru, Riau mengalami bullying berupa tindak kekerasan fisik.

Diketahui korban berinisial FA ini di-bully oleh teman-teman sekelasnya di sekolah.

Enggak hanya mendapatkan tindak kekerasan, sebelumnya uang FA juga dan dirampas dan diancam untuk tidak memberitahukan ke orangtuanya.

Hingga pada puncaknya, dua orang pelaku ini dengan memukul FA dengan kayu bingkai foto hingga membuat dia mengalami patah tulang di bagian hidung.

 Kekerasan Taruna ATKP Makassar

 

Awal Februari 2020, kabar duka datang dari taruna junior berinisial AP yang sedang menempuh pendidikan di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Sulawesi Selatan.

Ap meninggal dunia setelah sebelumnya dia mengalami kekerasan oleh para seniornya.

 

Baca Juga Pentingnya Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Konon Ap dianiaya lantaran dia melakukan pelanggaran berupa tidak menggunakan helm ketika memasuki lingkungan kampus.

Setelah dipukuli oleh para seniornya, akhirnya AP menghembuskan nafas terakhirnya.

Semoga kasus bullying seperti ini enggak terjadi lagi,

Peran Guru dalam Motivasi Belajar Siswa

Peran Guru dalam Motivasi Belajar Siswa

Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Terutama dalam memberikan motivasi kepada siswa sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan demi mencerdarkan kehidupan bangsa. Peranan guru menjadi motif daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu guru perlu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang optimal demi tercapainya suatu tujuan tertentu.

Pentingnya Motivasi Belajar 

Kata motif sering diartikan sebagai daya dalam diri seseorang untuk melakuklan sesuatu. Motif adalah sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang. Motif diartikan sebagai daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri subyek untuk melakukan aktivitsaktivitas tertentu demi mecapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai kondisi intern. (kesiapsiagaan), berawal dari kata motif itu, makaka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan dapat dirasakan/mendesak (sardiman, 2004). Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia termasuk prilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan, tujuan, sasaran, dan insentif. Keadaan inilah yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan prilaku individu belajar (dimyati dan Mudjono, 1994). Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan. Hal tersebut, terlaksana karena dirangsang dari berbagai macam kebutuhan atau keinginan yang hendak dipenuhi. Komponen utama motivasi, yaitu:

a) kebutuhan,

b) perilaku/dorongan, dan

c) tujuan.

Untuk mewujudkan terjadinya belajar, motivasi mempunyai kedudukan yang Sangat penting artinya bagi peserta didik, diantaranya adalah memperbesar semangat belajar. Ali (1983: 14) mengemukakan bahwa belajar adalah “proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan”. Menurut Sardiman (1986:22) “Belajar dalam arti luas, dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menunjukkan perkembangan pribadi seutuhnya”. Disini dapat dilihat bahwa belajar merupakan sarana pengembangan pribadi dari individu yang melakukannya. Lebih lanjut Sardiman (1986:22) juga mendefinisikan belajar dalam arti sempit yaitu “Belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagai kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya”. Dari pendefinisian tersebut, dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu usaha pengembangan diri. Menurut Sahabuddin (2007: 131-134) bahwa prinsip-prinsip belajar meliputi:

1) Pernyataan tujuan yang jelas,

2) Menjelaskan mengenai bagaimana belajar,

3) Perbuatan yang diharapkan dari siswa,

4) Tinjauan menyeluruh tentang materi yang dipelajari,

5) Mengoptimalkan tugas-tugas belajar,

6) Tinjauan berkala,

7) Aktif Belajar,

8) Alasan mempelajari keterampilan dan informasi,

9) aplikasi materi yang telah dipelajari,

10) motivasi intrinsik, ekstrinsik dan insentif,

11) mengajarkan kepada orang lain,

12) menggunakan pelajaran yang terorganisasi baik,

13) menggunakan prinsip lanjutan dan kaitan. Belajar adalah semua upaya manusia atau individu memobilisasikan (menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan semua sumber daya manusia yang dimilikinya (fisik, mental, Intelektual, Emosional dan Sosial) untuk memberikan jawaban (respons) yang tepat terhadap problema yang dihadapinya. Dalam proses balajar haruslah diperhatikan prinsip belajar. Karena proses belajar memang kompleks tetapi dianalisis dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Hal ini perlu diketahui agar kita memiliki pedoman dalam belajar secara efisien. Prinsipprinsip tersebut antara lain:

1. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dengan lingkungan.

2. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa. Tujuan akan menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya.

3. Belajar paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam diri sendiri. Belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. Belajar diarahkan untuk tercapainya pemahaman yang lebuh luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu. Berkembang lebih jauh dari mahluk yang lainnya sehingga boleh jadi karena kemampuan berkembang melalui belajar itulah manusia secara bebas mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Karena belajarkah maka manusia dapat Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berlangsung di mana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, di sekolah dan di masyarakat, baik disadari maupun tidak, disengaja atau tidak. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Hakikat belajar dan mengajar yang lebih progresif berbeda dengan hakikat belajar dan mengajar dengan pola tradisional. Pada pola tradisional, kegiatan mengajar lebih diarahkan pada aliran informasi dari guru ke siswa. Pandangan ini mendorong guru untuk memerankan diri sebagai tukang ajar. Artinya apabila guru mengajar ia lebih mempersiapkan dirinya supaya berhasil dalam menyampaikan serta menuntaskan/menyelesaikan semua materi pelajaran sesuai dengan waktu yang disediakan. Pada pola progresif makna belajar diartikan sebagai pembangunan gagasan pengetahuan oleh siswa sendiri selain peningkatan ketrampilan dan pengembangan sikap positif. Belajar secara essensial merupakan proses yang bermakna, bukan sesuatu yang berlangsung secara mekanis dan tidak sekedar rutinitas. Belajar harus baik dan menyenangkan sehingga kesannya menjadi penuh bermakna. Pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

Baca juga Beasiswa Pendidikan Indonesia

Peran Guru dalam memotivasi Siswa dalam proses pembelajaran 

Pada diri setiap manusia telah tersedia potensi energi atau sebuah kekuatan yang dapat menggerakkan dan mengarahkan tingkah lakunya pada tujuan. Di dalamnya tercakup pula potensi energi/kekuatan untuk berprestasi (motif berprestasi) yang kekuatannya berbeda pada setiap manusia. Apabila terpicu, potensi energi berprestasi ini keadaannya akan meningkat bahkan akan menggerakkan dan mengarahkan pada tingkah laku belajar. Dengan demikian hal ini dapat memberikan pandangan sekaligus harapan bagi para pendidik/guru bahwa:

1. Setiap diri anak didik/siswa telah dibekali kekuatan untuk berprestasi (motivasi berprestasi).

2. Kekuatan berprestasi setiap siswa berbeda-beda.

3. Kekuatan berprestasi setiap siswa dapat ditingkatkan.

4. Setiap siswa dapat menunjukkan tingkah laku belajar atau usaha-usaha untuk mencapai tujuan belajar (memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan pengembangan belajar).

5. guru perlu lebih menghayati perannya sebagai pendidik sehingga muncul rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri dalam memproses anak didik.

6. Guru membutuhkan upaya-upaya yang dapat memicu bergeraknya motivasi berprestasi setiap siswa. Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi peserta didik yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi karena tidak adanya motivasi untuk relajar sehinhgga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Peran kemauan dan motivasi dalam Belajar sangat penting di dalam memulai dan memelihara usaha siswa. Motivasi memandu dalam mengambil keputusan, dankemauan menopang kehendak untuk menyelami suatu tugas sedemikian sehingga tujuan dapat dicapai. Di dalam belajar, kendali secara berangsur-angsur bergeser dari para guru ke siswa. Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan pelajaran apa dan tujuan apa yang hendak dicapai dan bermanfaat baginya. Belajar, ironisnya justru sangat kolaboratif. Siswa bekerja sama dengan para guru dan siswa lainnya di dalam kelas. Belajar mengembangkan pengetahuan yang lebih spesifik seperti halnya kemampuan untuk mentransfer pengetahuan konseptual ke situasi baru. Upaya untuk menghilangkan pemisah antara pengetahuan di sekolah dengan permasalahan hidup sehari-hari di dunia nyata. Tingkah laku belajar dapat terjadi bila siswa memiliki tujuan untuk apa ia belajar. Sehubungan dengan itu guru sejak awal pengajaran seyogyanya memberikan wawasan/informasi mengenai tujuan pencapaian tingkah laku belajar yang lebih spesifik atas ilmu yang sedang dipelajarinya saat itu serta bagaimana manfaat dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari maupun manfaat atas pengembangan ilmu tersebut pada masa datang. Setiap siswa memiliki kebutuhan terkait dengan tingkah laku belajarnya sehingga tujuan belajar pun akan dicapai siswa dalam rangka memenuhi kebutuhannya tersebut. Dengan kata lain bahwa harapan siswa akan pemenuhan kebutuhannya yang dapat diperoleh dari pencapaian tujuan tingkah laku belajarnya dapat mendorong dirinya untuk menunjukkan tingkah laku belajar atau melakukan usaha-usaha pencapaian tujuan belajar tersebut. Para pendidik perlu mengidentifikasi kebutuhan siswa tersebut terkait dengan konsekwensi atas pencapaian tujuan belajar tersebut. Misalnya, pencapaian tujuan belajar adalah diperolehnya pemahaman atas suatu ilmu. Konsekuensi atas pemerolehan ini dapat bermacam-macam, antara lain: menjadi orang yang berpengetahuan agar dapat berkarya dibidang ilmunya, mendapatkan ranking di kelas sehingga membanggakan dirinya atau orang tua, mendapatkan ranking di kelas sehingga dapat memperoleh hadiah yang dijanjikan guru atau orang tua, mendapatkan ranking di kelas sehingga gengsi diri meningkat. Konsekwensi ini mengindikasikan kebutuhan anak didik/siswa tersebut, mengenai jenis motivasi, maka dapat dikatakan bahwa bila siswa menunjukkan tingkah laku belajar karena ingin memperoleh pemahaman yang lebih dalam atas ilmu tertentu sehingga menjadi siswa terdidik, dan kebutuhan itu hanya dapat dipenuhi hanya dengan belajar dan tidak ada cara lain selain belajar, maka tingkah laku belajarnya akan disertai dengan minat dan perasaan senang. Tergeraknya tingkah laku belajar yang didasari oleh penghayatan akan kebutuhan seperti dijelaskan di atas menunjukkan bahwa tingkah laku belajarnya digerakan oleh motivasi intrinsic. Sebaliknya, apabila aktivitas belajar siswa dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri, maka dapat dikatakan ia tergerak oleh motivasi ekstrinsik. Bila kedua hal tersebut dibandingkan, terlihat bahwa motivasi intrinsik diperkirakan relatif akan bertahan lebih lama, karena daya tariknya bersifat internal dan tidak bergantung pada lingkungan luar. Dengan demikian, penting kiranya bagi para guru untuk menelusuri hal ini dan kemudian memberikan umpan balik kepada siswa mengenai jenis motivasi yang menggerakkan dan mengarahkan tingkah laku belajarnya agar siswa dapat menyadarinya, kemudian melakukan reorientasi atas tingkah laku belajarnya dengan harapan siswa dapat memilih dan menetapkan tujuan belajar yang pokok dan benar bagi dirinya. Harapan lain adalah siswa dapat menetapkan di dalam dirinya bahwa motif ekstrinsik menjadi tujuan penunjang dalam tingkah laku belajarnya.