Pendidikan Remaja – Masa remaja adalah sebuah tingkatan yang sangat penting, orang tua diharapkan memberi pengajaran terbaik ke anak-anaknya. Banyak yang salah mengerti jika periode emas ialah saat SD dan SMA padahal sekolah dasar akan mengajari pengetahuan ilmu yang akan menjadi dasar dari semua pengetahuan sedangkan periode SMA ialah saat anak-anak akan ke arah periode perguruan tinggi. Malah dibalik semuanya periode SMP sebagai tingkatan yang harus diperhatikan.

Ada beberapa opini beberapa ahli psikologi mengenai daya tangkap seorang pelajar didik, dan salah satunya mereka setuju jika umur anak didik juga memengaruhi daya tangkap dan kekuatan belajarnya. Sama dalam anak umur 11-14 tahun atau anak tingkatan SMP sebagai babak yang 1/2 masak, dalam babak ini pengajaran terbaik seharusnya didapat seorang pelajar ingat dalam periode ini anak sedang pada keadaan peralihan baik secara psikis dan fisik.

Pada babak ini anak mencari jati diri nya sendiri dan babak di mana ia sedang ke arah cita citanya. Dan pasti dengan pengajaran terbaik diharap anak dapat dituntun dan diberi tempat dan kesempatan atau opsi pengetahuan dan ketrampilan yang banyak supaya mereka menjadi diri sendiri yang terbaik.

Stres pada remaja dapat dipacu oleh beberapa faktor, satu diantaranya ialah ada factor biologis karena dampak genetik disebutkan mempunyai kontributor untuk mengakibatkan stres. Disamping itu, peralihan hormon pada diri remaja yang bertambah memunculkan suasana hati dan afek negatif dalam dianya. Seterusnya faktor keluarga, yang menurut riset yang sudah dilakukan oleh Kaslow et al (2009) hubungan di antara remaja dan orangtua umumnya ada pada tingkat yang rendah hingga perselisihan dalam keluarga bertambah. Bukan hanya jalinan dengan orang-tua, di saat remaja, jalinan dengan rekan seumuran juga sanggup jadi penyebab suasana hati yang depresif.

Antara semua beberapa faktor resiko itu, janganlah sampai lingkungan sekolah ikut jadi penyebab pada stres yang dirasakan oleh remaja. Walau realitanya rupanya masihlah ada remaja yang alami masalah kekhawatiran serta stres dikarenakan oleh cuaca sekolah yang kurang sehat dan tekan.

Peran Sekolah Pada Pendidikan Remaja Di Indonesia

Sekolah menengah di Indonesia dirasakan belum sanggup untuk menampung keperluan remaja dalam penelusuran jati diri dan indetitasnya yang alami harus dilalui sebagai sisi dari tingkatan perubahan identity versus confusion, yakni tingkatan perubahan psikososial yang diutarakan oleh Erik Erikson. Karena itu, pada babak remaja mereka suka untuk keluarkan opini dan ide-idenya, mereka suka mempelajari dan coba beberapa hal yang baru. Dan perihal ini pula yang malah banyak dimatikan dan direpresi di lingkungan sekolah karena guru cuma konsentrasi untuk jalankan kurikulum, beberapa guru terkadang lupa buka peluang untuk banyak dengarkan inspirasi dan berunding.

Disamping itu, sekolah ada banyak yang sekedar hanya cetak pelajar-siswa yang hafal rumus tetapi kurang khayalan. Sekolah sering cuma mempedulikan hasil ujian tanpa ingin tahu jika rupanya pada prosesnya, evaluasi itu ditempuh pelajar dengan mau tak mau dan tidak berbahagia. Beberapa hal tersebut yang selanjutnya ikut peran dalam salah satunya factor yang dapat memacu stres pada remaja.

Rintangan untuk sekolah menengah pasti berbeda dengan rintangan yang ditemui di sekolah dasar. Alasannya, karena tiap tahap perubahan anak mempunyai karakter dan permasalahannya masing-masing. Tetapi pada konsepnya masih sama, semua sekolah harus jadi lokasi yang nyaman dan aman untuk tiap anak untuk tumbuh maksimal sama sesuai tingkatan perubahannya. Bila remaja lagi ada tahapan identity versus confusion, sekolah menengah seharusnya memberikan fasilitas ide-idenya, aspirasi-aspirasinya, hingga remaja dapat terlatih untuk mengutarakan kegundahan pada diri dan mendapati jati dianya, hingga remaja tidak terjerat dalam ketidaktahuan atas diri kita dan berkahir stres. Ikuti terus konten pendidikan terbaru dari gadunslot88.