Banyaknya Anak Putus Sekolah

Banyaknya Anak Putus Sekolah

Banyaknya Anak Putus Sekolah

Anak putus sekolah di tingkat SD menurun 13,02% dari tahun sebelumnya. Pada 2020, ada 44.516 orang anak yang putus sekolah di tingkat SD.

Kemudian, jumlah anak putus sekolah di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) yakni sebanyak 15.042 orang. Jumlah ini naik 32,20% dari tahun sebelumnya yang sebanyak 11.378 orang.

Berikutnya, sebanyak 12.063 orang anak putus sekolah di tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK). Jumlah ini turun 13,53% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 13.951 orang.

Sementara itu, sebanyak 10.022 orang anak putus sekolah di tingkat sekolah menengah atas (SMA). Jumlah  ini turun 27,90% dari tahun 2020 yang sebanyak 13.879 orang.

Para siswi umumnya dinikahkan oleh orangtua mereka, sehingga tidak dapat melanjutkan pendidikan kembali. “Ketiga ada juga kultur kebiasaan masyarakat. Di mana anak perempuan itu, kebanyakan anak perempuan, usianya masih di bawah umur tapi sudah dinikahkan. Jadinya nggak sempat lagi melanjutkan sekolah gitu. Jadi kira-kira hal-hal ini yang membuat anak-anak itu nggak sekolah,” imbuh Kezia.

Baca Juga : 5 Kasus Bullying Di Sekolah

Adapun faktor – faktor penyebab anak putus sekolah :

Faktor internal 

  • Malas

Rasa malas selalu ada pada diri manusia, sama halnya seperti anak – anak yang akan pergi sekolah. Mereka merasa malas untuk bangun pagi karena semalam bermain game yang menyebabkan ngantuk di pagi hari karena kurangnya tidur yang cukup.

  • Hukuman

Anak yang melanggar salah satu peraturan sekolah mendapatkan hukuman yang sangat berat yang dapat membuat anak sekolah menjadi marah terhadap guru tersebut sehingga tidak ingin bertemu dengan guru tersebut.

  • Bully

Masih cukup sering kita temui kasus pembullyan di sekolah entah karena dia kurang atau jarng berinteraksi antar sesama, pengelompokkan teman teman di sekolah atau biasa disebut dengan “geng”, hal itu pun dapat membuat anak menjadi enggan untuk dapat ke sekolah.

Faktor eksternal

  • Perhatian orang tua

Kurangnya perhatian orang tua cenderung akan menimbulkan berbagai masalah. Makin besar anak perhatian orang tua makin diperlukan, dengan cara dan variasi dan sesuai kemampuan. Kenakalan anak adalah salah satu penyebabnya adalah  kurangnya perhatian orang tua.

  • Keadaan ekonomi keluarga

Dalam keluarga miskin / kurang mampu tentunya muncul berbagai masalah yang berkaitan dengan pembiayaan hidup anak, sehingga anak akan dilibatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga anak merasa terbebani dengan masalah ekonomi keluarga dan tentunya akan mengganggu pembelajaran.

  • Kondisi tempat tinggal

Lingkungan tempat tinggal anak adalah salah satu faktor yang memengaruhi terjadinya kegiatan dan proses belajar /  pendidikan. Jelasnya suasana lingkungan dirumah pun dapat mempengaruhi motivasi anak.