Gadis 16 Tahun Ini Dibully Pelayan Cepat Saji

mcd

Gadis 16 Tahun Ini Dibully Pelayan Cepat Saji – Karyawan McDonald dituduh mengerjakan perbuatan bully kepada seorang gadis berumur 16 tahun bernama Corrina. Ketika dia memesan enam porsi roti lapis daging (burger) dan empat porsi kentang goreng untuk disantap bersama tiga orang adiknya, pelayan yang ada di balik meja pengorderan malah berteriak, “Enam burger keju. Aku tak bersenda gurau ketika ini. Gadis gemuk ini mau enam burger”. Spontan dia kaget dan merasa dilecehkan, seolah-olah burger itu akan disantapnya seorang diri.

Gadis berambut pirang itu lalu menyebutkan kejadiaan nahas yang menimpanya kepada sang ibu. Tidak terima si kecilnya diperlakukan seperti itu, Sabrina Hopkinson (37) melaporkan kejadian hal yang demikian ke pihak berwajib. Tapi, tuduhan itu ditentang keras oleh pihak restoran cepat saji yang juga menjual es krim di kawasan Shoreham, Sussex, London, Inggris.

Baca juga: Tidak Ada Pembenaran Untuk Kekerasan Di Dunia Pendidikan

“Umumnya kami menyantap makanan rumahan. Kadang-kadang aku membiarkan mereka membeli makanan di luar,” Kata Sabrina. Dia juga memberikan Corrina uang agar bisa menemani adik-adiknya yang ketika Natal kemarin memperoleh uang jajan dari nenek mereka.

Sabrina melanjutkan, Corrina menangis demikian itu mendengar celaan yang keluar dari mulut seorang pelayan. Tapi, ketika rekaman CCTV diperlihatkan, kejadian yang diceritakan Sabrina tak terjadi. Tapi, CCTV sendiri tak bisa merekam bunyi.

Sebelumnya, Sabrina segera menemui manajer McDonald, agar dia menegur si kecil buahnya yang tak sopan dan kurang didik. Sebagai ibu, Sabrina tak mau si kecilnya jadi malu dan tertutup untuk mengobrol dengan orang lain karena dianggap gemuk dan banyak makan.

Sabrina tak bisa berjumpa dengan pelayan itu. yakin, perempuan hal yang demikian berlindung di bawah ketiak sang manajer.

Mengenal Pendidikan Moral

Mengenal Pendidikan Moral

Mengenal Pendidikan Moral

Pengertian Moral

Pendidikan moral adalah usaha sadar tentang mengajarkan nilai kebaikan meliputi perilaku baik sesuai dengan aturan normatif dan juga tentang sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Baik sebagai makhluk individu seperti jujur, dapat dipercaya, adil, bertanggungjawab dan lain-lain.

Tujuan Pendidikan Moral

Jakarta Pendidikan bertujuan tak hanya untuk membentuk manusia yang cerdas otaknya dan terampil dalam melaksanakan tugas, namun diharapkan menghasilkan manusia yang memiliki moral, sehingga menghasilkan negara yang unggul. Maka dari itu, pendidikan tidak semata-mata mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga mentransfer nilai-nilai moral dan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal.

Dengan transfer moral yang bersifat universal, diharapkan peserta didik dapat menghargai kehidupan orang lain tercermin dalam tingkah laku serta aktualisasi diri sejak dini sehingga saat tumbuh dewasa dapat menjadi warga negara yang baik. Meskipun pendidikan moral bukan hal baru di Indonesia, namun masih sedikit orang yang memahami pengertian dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Anak mampu memahami nilai-nilai budi pekerti di lingkungan keluarga, lokal, nasional, dan internasional melalui adat istiadat, hukum, undang-undang, dan tatanan antar bangsa.
  2. Anak mampu mengembangkan watak atau tabiatnya secara konsisten dalam mengambil keputusan budi pekerti di tengah-tengah rumitnya kehidupan bermasyarakat saat ini.
  3. Anak mampu menghadapi masalah nyata dalam masyarakat secara rasional bagi pengambilan keputusan yang terbaik setelah melakukan pertimbangan sesuai dengan norma budi pekerti.
  4. Anak mampu menggunakan pengalaman budi pekerti yang baik bagi pembentukan kesadaran dan pola perilaku yang berguna dan bertanggung jawab.

Baca Juga Pembentukan karakter anak

Kepentingan dari pendidikan moral tidak lain karena makna esensialnya bagi kehidupan. Ia pada dasarnya adalah pendidikan etika agar peserta didik mampu mengikuti prinsip-prinsip yang baik dalam kehidupan. 

Konten dari pendidikan ini berupa prinsip-prinsip utama yang dibutuhkan untuk mendukung kelanggengan kehidupan, seperti kejujuran, kebenaran, simpati terhadap kebaikan, dan lain sebagainya. 

Peserta didik memerlukan ajaran-ajaran kebaikan itu karena dalam menjalani kehidupan, prinsip-prinsip moralitas menjadi alat untuk menjalani kehidupan ini dengan benar sehingga kita semuanya dapat menjadi warga masyarakat yang berperan aktif dalam mendorong kelangsungan kehidupan itu sendiri.